Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2023

Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!

Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.”  (Yoh 1:45-51)  Kristus mengenal dan memperhatikan kita secara personal setiap saat sebagai ujud relasi kita denganNya yg personal. Sudahkah kita menyapa dan berkomunikasi denganNya hari ini? Berkah dalem.

Iman kristiani mendorong kita melepaskan diri dari kelekatan dengan kekayaan dan kepemilikan

Kata orang muda itu, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” lalu Yesus berkata, “Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutilah Aku.” Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak. (Mat 19:16-22)  Iman kristiani mendorong kita melepaskan diri dari kelekatan dengan kekayaan dan kepemilikan, menjadikan semua ciptaan sebagai sarana mewujudkan kehendak Allah. Hanya ketika kita bersikap lepas bebas dari belenggu kelekatan, kita akan mampu mengikuti Kristus. Bersediakah kita? Berkah dalem.

Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku

“Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku.” (Mat 16:24-28) . Tiga langkah iman Kristiani: 1. Menyangkal diri. Menolak godaan kekuasaan, kekayaan, pemuasan nafsu. 2. Memikul salib. Menerima beban dan derita karena melakukan yg benar, baik, adil, jujur, kasih. 3. Mengikuti Kristus. Menyampaikan kabar gembira, penyembuhan dan pembelaan mereka yg lemah, membangun komunitas yg berkomitmen mewujudkan perubahan sesuai kehendak Bapa. Berkah dalem.

Cinta diri dapat menyebabkan orang rakus, kejam, curang, korup, tidak adil.

“Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.” (Yoh 12:24-26)   Cinta diri dapat menyebabkan orang rakus, kejam, curang, korup, tidak adil. Pemberian diri mendorong orang melayani, membantu, memulihkan, dan mengembangkan. Iman Kristiani memampukan kita menjadi giver, pemberi, karena kita hanya menyalurkan rahmat dariNya. Berkah dalem.

Iman menuntut persistensi, kerendahan hati, kesediaan bergerak atasi belenggu sosial dan budaya

Kata wanita itu lagi, “Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Bersabdalah Yesus kepadanya, “Hai Ibu, sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh. (Mat 15:21-28) Iman menuntut persistensi, kerendahan hati, kesediaan bergerak atasi belenggu sosial dan budaya. Berkah dalem.

Dengarkan dan camkanlah, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.

“Dengarkan dan camkanlah, bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” (Mat 15:1-10) Banyak orang sibuk mengupayakan apa yg dimakan, dipakai, dimiliki, ditampilkan adalah hal-hal yg mengesankan suci dan santun; namun orang yg sama juga biasa melakukan kejahatan, ketidakadilan, kebohongan, penindasan, korupsi. Kita diingatkan untuk memperbaharui pikiran, perkataan, dan tindakan kita sebagai yg utama dan ujud pertobatan. Berkah dalem.

Mereka tidak perlu pergi. Kalian saja memberi makan mereka.

Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Mereka tidak perlu pergi. Kalian saja memberi makan mereka.” Jawab mereka, “Pada kami hanya ada lima buah roti dan dua ekor ikan.” Yesus berkata, “Bawalah ke mari.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Setelah itu Ia mengambil kelima buah roti dan kedua ekor ikan. Sambil menengadah ke langit diucapkan-Nya doa berkat, dibagi-bagi-Nya roti itu dan diberikan-Nya kepada para murid. Para murid lalu membagi-bagikannya kepada orang banyak. (Mat 14:13-21) Tiga inspirasi iman dari Kristus: 1. Masalah sosial akan selalu ada dan kita diminta untuk tidak menghindari namun dengan penuh tanggung jawab mengatasinya. 2. Apa yg ada pada kita, sebetapapun terbatasnya, jika dipersembahkan dapat dijadikan sarana keselamatan Allah.  3. Segala yg melekat pada kita punya dimensi spiritual, akan berkembang jika dibagikan pada yg membutuhkan. Berkah dalem.

Kemuliaan berbungkus kesederhanaan

Orang-orang takjub dan berkata, "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. (Mat 13:54-58) Kita sering terpukau oleh nama besar, latar keluarga ternama, penampilan memukau, popularitas dan kekayaan. Sedemikian terpukau sehingga kita memuja sang idola, melupakan perilaku tercela, dan mengikuti apa yg dilakukan, sebetapapun salahnya. Sebaliknya kita memandang rendah, melecehkan, dan mengabaikan kata-kata, perilaku, dan tindakan mulia mereka yg sederhana, orang biasa. Kita diingatkan, apa yg lebih penting: kotoran berbungkus mewah atau kemuliaan berbungkus kesederhanaan? Berkah dalem.

Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan.

“Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang." (Mat 13:47-53) Karena cintaNya pada manusia, Allah menganugerahkan hati nurani, akal budi, dan kehendak bebas. Melalui tiga anugerah itu manusia bisa memutuskan berbuat baik, berbuat jahat, ataupun bertobat. Manusia juga bisa mengarahkan diri mendekati Kerajaan Surga, atau menjauhinya. Pilihan ada pada kita sampai saat kita semua dipanggil pulang. Berkah dalem.

Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia

“Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis." (Mat 13:36-43) Kebaikan dan kejahatan ada di dunia, kejahatan sering bersembunyi dalam kepentingan diri, status dan posisi, ataupun institusi dan apresiasi. Kebaikan seringkali menuntut menjadi berbeda, usaha keras dan pengorbanan, kekecewaan dan kesendirian. Dengan itu semua, bersediakah kita menjadi benih baik bagi dunia?